Lingkarbumipertiwi – Negara China kembali melakukan manuver ekspansif, dengan menyatroni wilayah Indonesia, bahkan China sendiri memaksakan peraturan keras.
Informasi yang dikutip dari Radio Free Asia, penjaga pantai China mengumumkan kepada para nelayan, dan pelayar untuk tidak masuk atau beroperasi di lain China Selatan selam 60 hari kedepan.
China juga akan melakukan tindakan dengan mengancam akan langsung menahan nelayan maupun pelayar manapun yang melanggar aturan tersebut.
Peraturan ini dikeluarkan berdasarkan hukum 2021 yang ditetapkan oleh Partai Komunis China (CCP), dan Peraturan ini sebenarnya kurang kuat, karena hanya klaim sepihak tentang wilayah China di Laut China Selatan.
China membuat peta sendiri tentang batas wilayahnya di Laut China Selatan dengan batas yang disebut Nine Dash Line yang sebenarnya tak punya dasar internasional.
China membuat peta sendiri tentang batas wilayahnya di Laut China Selatan dengan batas yang disebut Nine Dash Line yang sebenarnya tak punya dasar internasional.
Peta itu menerjang beberapa wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang sudah disetujui PBB, termasuk ZEE Indonesia di daerah Natuna Utara.
Dengan peraturan itu, China tak hanya melakukan overlapping di wilayah Indonesia, tapi juga Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.
Radio Free Asia juga mengabarkan, China akan bertindak keras dan tegas terhadap kapal asing yang nekat masuk perairan Laut China Selatan sesuai teritori yang mereka klaim.
Filipina langsung bereaksi dan menganggap manuver itu sebagai aksi ekspansif yang membahayakan kawasan Laut China Selatan.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr mengingatkan Beijing untuk menghentikan aksi agresif.” Sehingga kita semua bisa melakukan bisnis secara damai,” katanya.
China paling aktif beraksi di wilayah laut barat Filipina akhir-akhir ini.Mereka bahkan memblok dan menyerang kapal-kapal Filipina, termasuk kapal militer, dengan water cannon.
China juga melakukan monitoring kapal-kapal Jepang di daerah Kepulauan Senkaku yang selama ini dikuasai Jepang. Sejauh ini, Indonesia belum bereaksi terhadap manuver China tersebut.
Kepala Gardu Penjagaan Pantai di Natuna, Muckhlis kepada channelnews.com pernah mangatakan, kapal patroli China sering masuk ke ZEE Indonesia.
Setiap tahun selalu saja ada patroli kapal China di teritori Indonesia.Tahun lalu, katanya, kapal penjaga pantai China enam kali berpatroli di Laut Natuna Utara dari Januari sampai Juni.
“Apa pun yang kita lakukan dan katakan, mereka tetap mendasarkan tindakannya pada Nine Dash Line mereka,” kata Mukhlis.
Ia berharap, Angkatan Laut Indonesia, dan pemerintah pusat harus turun tangan dan juga aktif, menjaga wilayahnya agar kapal China tak semena-mena di wilayah Indonesia.